Selasa, 26 Agustus 2014

Pertanyaan:
Assalamualaikum, mohon penjelasan dan pencerahan dari masalah kami

Aku adalah seorang yang mudah sekali emosi terhadap berbagai hal yang terjadi baik di jalan, didalam pekerjaan maupun di dalam rumah. (memang) banyak sekali orang yang seperti saya tetapi akau dapati di sana tidak sedikit orang yang memiliki sifat lembut dan santun. Aku sangat menyukai perangai ini dan sangat ingin memiliki perangai ini dan aku sudah berupaya kuat namun belum berhasil. Aku mendengar hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

“Sesungguhnya ilmu itu (didapat) dengan menuntutnya dan kelembutan (didapat)dengan berusaha lembut. Bagaimana penerapan hadits tersebut?

Jawaban:
Sifat kelembutan(santun) merupakan akhlak keimanan yang agung, karenanya ada isyarat di dalam Al Qur’anul karim di dalam firman Allah wubhanahu wataala tentang sifat orang-orang yang bertakwa,

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan” orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran:134)

Dan telah shahih penjelasan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai berkelahi, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Dan Rasulullah bersabda kepada Asyaj ‘Abdul Qais, “Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat dua perangai yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya;santun(lembut) dan hati-hati.”(Riwayat Muslim)

Diantara sarana yang dapat membantu kita untuk bisa berhias dengan akhlak ini, diantara;

Berusaha menjauh dari hal-hal yang menyebabkan kemarahan, Seorang pernah berkata kepada

 Rasulullah , “Wahai Rasulullah, berilah nasehat kepada saya,” maka Nabi bersabda, “Janganlah kamu marah.” Sia berkata lagi, “Aku memikirkan sabda Rasulullah, “Jika seseorang marah maka terkumpul semua keburukan.”(Riwayat Imam Malik dan Ahmad)

Diam ketika marah, “Apabila kamu marah hnedaknya diam.”(Riwayat Ahmad)
Berlindung kepada Allah dengan mengucapkan, “a’udzubillah minasy syaithanir rajiim.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Merubah posisi tubuhnya ke posisi lain, “Apabila kamu marah dalam keadaan berdiri hendaknya  duduk hingga hilang amarahnya, apabila belum hilang hendaknya berbaring.”(Riwayat Ahmad dan di shahihkan Syaikh Albani)

Berusaha melatih jiwanya untuk memiliki jiwa yang lembut, “sesungguhnya sifat kelembutan itu didapat dengan berusaha(lembut).” (Riwayat Thabrani dan Al-Baihaqi)
Memperhatikat sifat Lembut yang dimiliki oleh Allah dan betapa banyak Al Qur’an menenrangkan sifat ini?

Berusaha mengendalikan diri dengan bersabar

Berupaya sekuat tenaga untuk memaafkan kesalahan orang

Memperhatikan betapa besar pahala bagi orang yang bisa mengekang amarah dirinya.

Memperbanyak dzikkir kepada Allah subhanahu wata'ala

Bersegera untuk lapang dada ketika marah

Inilah metode dan tahapan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada istri beliau untuk menghilangkan dan menghadang sifat marah dan berhias diri dengan sifat santun serta lembut. Allahu A’lam (Ust. Kholid, S.Lc)

0 komentar :

Posting Komentar