Sabtu, 29 Juni 2013


20130407-130126.jpg

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا. (رواه مسلم)
(*) TERJEMAH HADITS:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menyeru kepada hidayah (jalan petunjuk dan kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikuti (atau mengerjakan)nya tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikuti (mengerjakan)nya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”. (HR. Muslim no. 6750).
(*) BIOGRAFI SINGKAT PERAWI HADITS:
Nama Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi Al-Yamani radhiyallahu anhu. Beliau masuk Islam pada tahun ke-7 Hijriyah pada saat terjadinya perang khoibar. Beliau selalu menyertai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan safar maupun mukim, karena kecintaannya terhadap ilmu agama.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu menjadi sahabat Nabi yang paling banyak menghafal n meriwayatkan hadits melebihi para sahabat yg lain. Hal ini dikarenakan beberapa sebab n alasan yg tidak mustahil n bisa diterima akal manusia. Diantaranya:
1. Abu Hurairah radhiyallahu anhu meluangkan waktunya utk senantiasa ber-mulazamah (bergaul n berdampingan) dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam dlm rangka menimba ilmu, baik di saat Nabi mukim, maupun safar untuk berjihad, menunaikan ibadah Haji n Umroh atau selainnya. Berbeda dengan sebagian sahabat yg lain menggunakan sebagian waktunya utk berdagang atau bekerja.
2. Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mendoakan Abu Hurairah radhiyallahu anhu agar diberi oleh Allah hafalan (daya ingat) yg kuat. Dan doa Nabi mustajab (dikabulkan Allah).
3. Abu Hurairah radhiyallahu anhu tidak hanya meriwayatkan hadits yg ia dengar n lihat langsung dr Nabi shallallahu alaihi wasallam, akan tetapi beliau jg meriwayatkan hadits dr para sahabat lain yg lebih dahulu masuk Islam.
Abu Hurairah wafat pada tahun 59 Hijriyah.
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH DARI HADITS INI:
1) Anjuran untuk bersemangat dlm berdakwah (mengajak n menunjuki orang lain) kepada jalan petunjuk dan kebaikan.
2) Keutamaan para ulama n penuntut ilmu yang senantiasa berdakwah kepada agama Allah, n mengajarkan ilmunya kepada orang lain dengan niat ikhlas karena mengharap wajah Allah semata.
3) Anjuran bagi para juru dakwah n pengajar ilmu untuk mengamalkan apa yg didakwahkan n diajarkannya agar ia menjadi panutan/ teladan yg baik bagi orang lain.
4) Besarnya pahala orang yang berdakwah kepada agama Allah n setiap jalan kebaikan, yg mana pahala dakwah tsb akan selalu mengalir kpd dirinya hingga terjadinya hari kiamat sebanyak pahala orang yg menerima, mengikuti n mengamalkan ilmu yg di dakwahkan n diajarkannya.
5) Yang dimaksud Al-Huda (petunjuk) di dalam hadits ini ialah setiap ilmu yg bermanfaat n amal sholih yang ada dalilnya di dalam Al-Quran Al-Karim dan Al-Hadits yg Shohih.
6) Ancaman keras bagi siapa saja yang mengajarkan n mendakwahkan kpd orang lain kemusyrikan, kekufuran, kebid’ahan, kesesatan, n kefasikan. Yaitu ia akan memikul dosa perbuatannya tsb, n dosa orang-orang yg mengikuti seruannya tsb hingga hari Kiamat tanpa mengurangi dosa para pengikut sedikit pun. Dan yg demikian ini dikarenakan ia menjadi sebab penyimpangan manusia dari jalan kebenaran.
7) Keutamaan n pahala mengajak orang lain kpd kebaikan dan kebenaran ini bisa diraih oleh setiap orang muslim n muslimah, para ulama n penuntut ilmu, orang kaya n orang miskin, penguasa maupun rakyat. Dengan syarat, melakukan dakwah kpd kebaikan n kebenaran itu dilakukan dengan cara-cara yg sesuai dengan kemampuannya.
Diantara cara2 dakwah kpd agama Allah agar meraih pahala yg besar yg mengalir smp hari Kiamat adalah sbb:
1. Berdakwah secara langsung di hadapan manusia di masjid, sekolah, rumah, tempat kerja, atau selainnya.
2. Berdakwah kpd agama Allah melalui media massa cetak n elektronik, dan cara pertama n kedua ini hanya boleh dilakukan oleh orang2 yg memiliki ilmu n pemahaman yg benar ttg agama Islam. Adapun orang yg tidak berilmu, maka dilarang keras terjun ke medan dakwah karena ia akan lebih banyak merusak keadaan umat Islam.
3. Membiayai n menfasilitasi aktifitas dakwah tauhid n sunnah, membagi-bagikan/menghadiahkan buku2/buletin/majalah/CD dakwah atau selainnya. Dan ini bisa dilakukan oleh orang2 yg diberi kelapangan rezeki oleh Allah.
4. Membuat peraturan n perundang-undangan tentang Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar yg diterapkan dan diwajibkan kpd pemerintah dan rakyat. Dan cara ini bisa dilakukan oleh penguasa atau pemerintah.
Demikian beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiyah yg dapat kami simpulkan dari hadits ini. Smg dapat dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-taufiq.
(SUMBER: BlackBerry Group Majlis Hadits, chat room Mutiara Hadits Shohih, PIN: 2987565B)

Sumber: abuabdurrohmanmanado.wordpress.com

0 komentar :

Posting Komentar