Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat |
Telah Datang Zamannya
![]()
|
DataDirilis pada 2007Format Kajian Video Lokasi Jakarta-Bogor Ditambahkan pada Sunday, 28 November 2010 Kategori Islam Harga 0.00 € Waktu 0:00 N of discs 2 Edisi 2007 Lokasi Label Hadits 7 Rincian Edisi Review
Telah Datang Zamannya
Ustadz Abdul Hakim Amir Abdat Dari Muththalib bin Hanthab, seorang Tabiin terpercaya, Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya. [Riwayat Imam asy-Syafii dalam kitab ar-Risalah (hal. 87-93 no. 289), tahqiq Syaikh Ahmad Muhammad Syakir rahimahullahu, al-Baihaqi (VII/76). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahihah (no. 1803).] Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya kedudukanku terhadap kalian seperti kedudukan seorang ayah, aku mengajari kalian semua.[HR. Abu Dawud (no. 8) dan lainnya.] Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami (berkhutbah), tidaklah beliau Shallallahu alaihi wa sallam tinggalkan sesuatu pun juga di tempatnya itu (tentang peristiwa-peristiwa) yang akan terjadi sampai hari Kiamat melainkan beliau menceritakannya kepada kami. Akan hafal orang yang hafal dan akan lupa orang yang lupa...[HR. Al-Bukhari (no. 6604), Muslim (no. 2891 (23)), Abu Dawud (no. 4240) dan al-Hakim (IV/487), lafazh ini milik Muslim dari Shahabat Hudzaifah] Dari Abu Zaid (yaitu Amr bin Akhthab Radhiyallahu anhu), Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam shalat Shubuh berjamaah (mengimami) kami, lalu (setelah shalat) beliau naik ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Zhuhur. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjamaah (mengimami) kami. (Setelah shalat) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam naik (lagi) ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Ashar, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjamaah (mengimami) kami. (Setelah shalat) kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam naik ke mimbar lagi dan berkhutbah kepada kami sampai saat matahari terbenam. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam mengkhabarkan kami tentang apa-apa saja yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. (Abu Zaid) berkata, Orang yang paling mengetahui adalah orang yang paling hafal di antara kami[HR. Muslim (no. 2892), al-Hakim (IV/487) dan Ahmad (V/341) dari Shahabat Amr bin Akhthab Radhiyallahu anhu] Umar Radhiyallhu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaijhi wa sallam pernah berdiri (khutbah) di hadapan kami, lalu menceritakan kepada kami tentang awal penciptaan makhluk sampai penghuni Surga memasuki tempatnya dan penghuni Neraka memasuki tempatnya. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya[HR. Al-Bukhari (no. 3192)] Dari Mughirahzbahwa dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdiri di antara kami pada suatu tempat, kemudian menceritakan tentang apa yang terjadi pada umatnya sampai hari Kiamat. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya.[Riwayat Ahmad (IV/254) dan ath-Thabrani dalam Mujamul Kabir (XX/441 no. 1077) dan pada sanad hadits ini terdapat periwayat yang lemah, Amr bin Ibrahim bin Muhammad, akan tetapi hadits ini memiliki beberapa penguat, yaitu hadits-hadits yang sebelumnya, sehingga derajat hadits ini naik menjadi hasan. Lihat Majmauz Zawaa-id (VIII/264).] Dari Iyadh bin Himar al-Mujasyiiy Radhiyallahu anhu , bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda pada suatu hari dalam khutbahnya, Ketahuilah sesungguhnya Rabb-ku telah menyuruhku untuk mengajarkan kalian hal-hal yang kalian tidak mengetahuinya, dari apa-apa yang Dia telah mengajarkannya kepadaku hari ini .... [HR. Muslim (no. 2865 (63)) dan Ahmad (IV/162, 266 ).]
"Sesungguhnya sebagian tanda-tanda hari kiamat, ilmu dipelajari dari asaghir" (H/R Ibn Mubarak dan At-Tabrani)
Asaghir = Ahli Bidaah Pembahasan : 1. Apa yang dimaksudkan bidaah? 2. Siapakah ahli bidaah? Dalam hadits-hadits shahih Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pun telah memperingatkan kita agar waspada dan menjauhkan diri dari bidah, serta beliau menjelaskan bahwa bidah itu sesat. Hal itu dimaksudkan menjadi peringatan bagi umatnya agar mereka menjauhinya dan tidak mengerjakannya, karena bidah itu mengandung bahaya yang sangat besar. Antara lain, diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya): "Barangsiapa mengada-adakan (sesuatu hal baru) dalam urusan (agama) kami, yang bukan merupakan ajarannya, maka akan ditolak". Dalam riwayat Muslim disebutkan (artinya): "Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka (perbuatan) itu tertolak". Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Jabir Radhiyallahu Anhu, katanya (artinya): "Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah menasehati kami dengan nasehat yang amat menyentuh, hati menjadi bergetar dan air mata berlinang karenanya. Maka kami berkata kepada beliau : "Wahai Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, seakan-akan nasehat ini seperti nasehat orang yang akan berpisah, maka wasiatkanlah kepada kami". Beliau pun bersabda : "Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Taala, serta patuh dan taat. Walaupun orang yang memerintah kalian itu seorang hamba (budak). Karena, sesungguhnya barangsiapa di antara kalian masih hidup akan menjumpai banyak perselisihan. Maka berpegang teguhlah kalian pada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Peganglah dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal baru itu bidah, dan setiap bidah adalah sesat"." (Hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dan masih banyak hadits-hadits yang semakna dengan ini. Para sahabat Radhiyallahu Anhum dan salaf shaleh juga telah memperingatkan kita agar waspada terhadap bidah serta menjauhinya. Hal itu, tiada lain, karena bidah merupakan tindakan menambahi agama dan syariat yang tidak diperkenankan oleh Allah Subhanahu wa Taala, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, dalam tindakan mereka menambahi agama dan mengadakan hal-hal baru yang tidak ada dasar perintahnya dari Allah Subhanahu wa Taala. Selain itu, berbuat bidah berarti menuduh agama Islam kurang lengkap dan tidak sempurna. Ini jelas merupakan kebatilan besar dan kemungkaran keji, serta bertentangan dengan firman Allah Azza wa Jalla (artinya): " Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu,". (Al-Maidah : 3). Juga bertentangan dengan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam yang memperingatkan kita dari perbuatan bidah dan agar menjauhinya.
Sumber : assunnah-qatar.com
|
0 komentar :
Posting Komentar