Keprihatinan.. Krisis Akhlakul Karimah Dalam Berdakwah..
Islam
adalah agama yang sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah, bahkan ada
sabda Nabi yang sangat terkenal dan telah dihapal oleh semuanya
bahwasanya Beliau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam
diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Tapi
realita yang ada berbicara lain. Justeru para pengemban agama adalah
merupakan yang paling sering melanggar sabda Nabi tersebut dengan
menghujat, menfitnah dan menjatuhkan siapa saja yang dianggap diluar
golongannya dengan cara-cara yang tidak ilmiyah dan terkesan
memprovokasi ummat.
Salah
satu contohnya adalah apa yang terjadi saat ini, yaitu sebuah masjid
besar dengan radionya yang notabene milik pemerintah kota dan bukan
milik kelompok tertentu tapi terlanjur dikuasai kelompok tertentu yang
semestinya berdakwah dengan memberikan kesejukan dan kedamaian untuk
ummat ternyata malah dijadikan corong kelompok tertentu untuk
menyebarkan fitnah dan memecah belah ummat.
Berbeda
pendapat itu biasa dan wajar asalkan tetap dalam koridor yang masih
bisa ditolerir [Ahlus Sunnah Wal Jama’ah] dan disampaikan dengan cara
ilmiyyah, dewasa serta mengedepankan akhlakul karimah. Jangan marah dan
emosi apalagi sampai menuduh dengan tuduhan keji dan terkesan membuat
fitnah.
Kami
meyakini bahwa perbedaan pendapat itu ada dan kami ketika membicarakan
permasalahan yang terjadi perbedaan pendapat di dalamnya selalu dengan
cara-cara ilmiyyah, dewasa dan mengedepankan akhlakul karimah serta
menghindari kata-kata kasar, menghujat dan memprovokasi. Realita telah
membuktikan hal ini dan semua rekaman masih tersimpan dengan baik.
Bukan
berarti menyampaikan perbedaan itu tidak boleh. Silahkan saja
menyampaikan perbedaan, hanya saja caranya yang ilmiyyah, bijak dan
arif.
Kami
ingin agar supaya ummat ini tidak hanya mendengar satu pendapat saja,
akan tetapi mereka juga tahu pendapat yang lain sebagai tambahan ilmu
dan pertimbangan. Bukankah di dalam agama Islam kita diwajibkan mencari
ilmu sebanyak-banyaknya agar supaya beribadah kepada Allah dengan benar
dan baik karena berdasarkan ilmu dan bukan hanya ikut-ikutan saja
apalagi sampai fanatik buta.
Sekarang
ini sudah saatnya bagi ummat Islam untuk lebih terbuka lagi dalam
mencari ilmu agama tanpa fanatik kepada golongan atau guru tertentu
karena ummat sudah semakin dewasa dan sarana informasi telah berkembang
pesat sehingga tidak ada alasan lagi bagi ummat Islam untuk mengatakan
“tidak tahu”, akan tetapi yang lebih tepat adalah “tidak mau tahu”.
Karena
itulah, melalui tulisan yang singkat ini kami ingin menyampaikan suara
hati kami yang merupakan keprihatinan kami terhadap realita yang ada.
Kami berharap kedepan nanti kita [terutama para ustadz, kiayi dan
tokoh-tokoh agama] lebih waspada dalam menyikapi perbedaan pendapat
dengan mengedepankan akhlakul karimah, kejujuran, kedewasaan dan sikap
arif serta bijaksana.
Sekali
lagi, perbedaan itu ada, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Seseorang
tidak mungkin bisa memaksa orang lain untuk mengikutinya apalagi
sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan. Keyakinan itu tidak bisa
dipaksakan.
Kami
menyarankan kepada semua pihak untuk lebih waspada lagi dalam
mengutarakan perbedaan pendapat dan ketika membantah pihak lain. Sebelum
membantah sebuah pendapat, tulisan atau sebuah ceramah hendaklah
disimak dulu isi pendapat, tulisan atau ceramah yang akan dibantah
dengan seksama, teliti dan jeli dari awal sampai akhir sehingga memahami
permasalahannya dengan pasti.
Jangan
sekali-kali membantah sebuah pendapat, tulisan atau ceramah hanya
karena mendapat informasi dari orang lain, karena ini adalah sumber
fitnah yang sebenarnya. Seseorang ketika menyampaikan informasi kepada
orang lain tentang sebuah ceramah, tulisan atau pendapat itu biasanya
tidak terlepas dari ditambahi, dikurangi, dipelintir dan dipolitisir
atau tidak lengkap dan tidak obyektif lagi, apalagi jika si penyampai
menyampaikannya dengan emosional dan antipati tentu lebih runyam.
Inti
dari semua ini adalah keikhlasan. Ikhlas dalam menjelaskan suatu
permasalahan dengan niat supaya ummat beribadah kepada Allah dengan
benar dan baik sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam dan para Sahabat Beliau Radhiyallahu ‘Anhum.
Berdakwah mengajak manusia kepada Allah dan RasulNya agar selamat di
dunia dan di akhirat. Bukan mengajak manusia kepada dirinya,
kelompoknya, golongannya atau kepentingannya. Allah Maha Tahu niat kita
semua.
Mari
belajar ikhlas dan berlapangdada dalam menyikapi perbedaan pendapat
[selama masih dalam koridor Ahlus Sunnah Wal Jama’ah], saling
menghormati, menghindari menfitnah dan memprovokasi karena kita semua
adalah bersaudara dan semoga kita semua pada akhirnya sama-sama masuk
surga, Jannatul Firdaus, amiin ya Mujiibas saa’iliin…
Sumber : kajianislam.net
0 komentar :
Posting Komentar