Mungkin kurangnya pengetahuan mengenai “ke-Aqidah-an”, masih banyak ummat Islam yang mengikuti ritual paganisme
ini. Bahkan tidak menutup kemungkinan para ustadz dan ustazdah pun ikut
merayakannya dan terjebak di dalamnya. Apalagi gencarnya media televisi
dan media massa lainnya mempublikasikan seremonialnya yang terkadang
dilakukan oleh beberapa da’i muda atau yang bergelar ustadz [setengah
artis, katanya sih !]. Ditambah lagi kebiasaan ini sudah jamak dan
menjadi hal yang seakan-akan wajib apabila ada anggota keluarga, rekan
atau sahabat yang memperingati hari lahirnya. Dan tak kurang kelirunya
sejak di Taman Kanak-kanak dan SD sudah diajarkan secara praktek
langsung bahkan ada termaktub dalam buku-buku kurikulum mereka . Wallahu
a’lam. Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka.
Pada masa-masa awal Nasrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka tidak merayakan Upacara Ulang Tahun, karena mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu adalah pesta yang mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.
Pada masa Herodes lah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6;
“Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, di tengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes.” (Matius14 : 6)
Dalam Injil Markus 6:21
“Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.”(Markus 6:21)
————————————————————-
Look at the Bible, Matthew 14 : 6 and Mark 6:21;
celebrating of birthday is Paganism, and Jesus (Isa, peace be upon him) doesn’t to do it, but Herod.
celebrating of birthday is Paganism, and Jesus (Isa, peace be upon him) doesn’t to do it, but Herod.
Matthew 14:6 :
“But when Herod’s birthday was kept, the daughter of Herodias danced before them, and pleased Herod.”
“But when Herod’s birthday was kept, the daughter of Herodias danced before them, and pleased Herod.”
Mark 6:21 :
“Finally arrived also a good opportunity for Herodias, Herod on his birthday gave a feast for the magnifying-magnifying, officer-officers and prominent people in the Galilee.”
————————————————————-
“Finally arrived also a good opportunity for Herodias, Herod on his birthday gave a feast for the magnifying-magnifying, officer-officers and prominent people in the Galilee.”
————————————————————-
Orang Nasrani yang pertama kali
mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa
batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun.
Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong
dan lilin pun ditiup. (Baca buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq,
Penerbit Syaamil, hal. 298)
Sudah menjadi kebiasaan kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.
Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa
tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kita ketahui Rasulullah adalah orang
yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu
bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya. Rasulullah paling
mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya. Rasulullah
paling mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih.
Rasulullah adalah orang yang paling mengerti CARA BERSYUKUR. Adapun tradisi ULANG TAHUN
ini merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum paganisme,
maka Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya. Apakah Rasulullah
pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa.
Apakah Rasulullah mengikuti tradisi ini ?
Rasulullah pernah bersabda:
“Kamu akan mengkuti cara hidup
orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti
akan memasukinya juga”. Para sahabat bertanya,”Apakah yang engkau maksud
adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab:
“Siapa lagi jika bukan mereka?”
Rasulullah bersabda:
“ Man tasabbaha biqaumin fahua
minhum” (Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk
golongan mereka.” ( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar)
Allah berfirman;
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. “ (QS. Al Baqarah : 120)
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta
pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’:36)
“… dan kamu mengatakan dengan mulutmu
apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya
suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. an-Nuur: 15)
Janganlah kita ikut-ikutan, karena tidak
mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang
Tahun, tanpa mengerti dari mana asal perayaan tersebut.
Ini penjelasan Nabi tentang sebagian
umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih
tuntunan dan cara hidup di luar Islam. Termasuk juga di antaranya adalah
peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN atau ucapan selamat MILAD.
Jika kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri BERKURANGNYA usia kita?
semakin dekatnya kita dengan KUBUR? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu? Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?
semakin dekatnya kita dengan KUBUR? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu? Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?
Seorang muslim dia dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH
Subhanahu wa Ta’ala pada hari penghisaban , yang tidak ada yang
bermanfaat pada hari itu baik anak maupun harta kecuali orang yang
menghadap ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dengan membawa hati yang ikhlas dan amal yang soleh.
Jadi, alangkah baiknya jika tradisi
jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan
anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yang mulia yang
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sumber : bahterailmu.wordpress.com
0 komentar :
Posting Komentar