Itulah sifat seorang gadis, asalnya itu pemalu. Ketika ada pria yang
menghampirinya, ia akan bersembunyi, tersipu malu. Jilbabnya yang
menutupi dirinya akan segera menyelimuti wajahnya tatkala ada yang
berusaha memandanginya. Berbeda dengan wanita yang sudah mengenal
pergaulan dengan lainnya, tentu tidak ditemukan demikian.
Ketika ada yang mau meminang pun, ia akan sulit berkata “iya”. Yang bisa gadis ini lakukan adalah menganggukkan kepala, itu sebagai tanda senang, tanda setuju atau mau menerima lamaran. Hal ini berbeda dengan gadis saat ini, yang begitu berani mengatakan “iya” ketika ada yang ingin menjalin kasih dengannya dalam jalinan cinta kasih anak muda ‘pacaran’. Padahal hubungan tersebut tidaklah diridhai oleh Allah. Sungguh berbeda gadis yang jauh dari pergaulan bebas dengan gadis yang mau dibawa oleh sembarang lelaki.
Gadis itulah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan untuk menaruh pilihan padanya. Jikalau ada seorang janda, meskipun janda kembang yang ayu dan menawan, tetap gadis yang lebih diutamakan dijadikan tambatan hati. Karena seorang gadis yang pemalu bisa diajak bersenang-senang, bersenda gurau, dan bercanda. Beda halnya dengan gadis yang sudah lebih dahulu menjalin hubungan dengan pria lain atau pria yang ia nikahi saat itu, ia tidak bisa merasakan apa yang baru saja diutarakan.
Intiya kalau mau memilih, tentu saja memilih gadis (perawan) itu lebih utama. Dari ‘Utbah bin ‘Uwaim, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
—
Disusun di Pesantren Darush Sholihin, menunggu tenggelamnya matahari, 2 Rajab 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Ketika ada yang mau meminang pun, ia akan sulit berkata “iya”. Yang bisa gadis ini lakukan adalah menganggukkan kepala, itu sebagai tanda senang, tanda setuju atau mau menerima lamaran. Hal ini berbeda dengan gadis saat ini, yang begitu berani mengatakan “iya” ketika ada yang ingin menjalin kasih dengannya dalam jalinan cinta kasih anak muda ‘pacaran’. Padahal hubungan tersebut tidaklah diridhai oleh Allah. Sungguh berbeda gadis yang jauh dari pergaulan bebas dengan gadis yang mau dibawa oleh sembarang lelaki.
Gadis itulah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan untuk menaruh pilihan padanya. Jikalau ada seorang janda, meskipun janda kembang yang ayu dan menawan, tetap gadis yang lebih diutamakan dijadikan tambatan hati. Karena seorang gadis yang pemalu bisa diajak bersenang-senang, bersenda gurau, dan bercanda. Beda halnya dengan gadis yang sudah lebih dahulu menjalin hubungan dengan pria lain atau pria yang ia nikahi saat itu, ia tidak bisa merasakan apa yang baru saja diutarakan.
Intiya kalau mau memilih, tentu saja memilih gadis (perawan) itu lebih utama. Dari ‘Utbah bin ‘Uwaim, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالأَبْكَارِ فَإِنَّهُنَّ أَعْذَبُ أَفْوَاهًا وَأَنْتَقُ أَرْحَامًا وَأَرْضَى بِالْيَسِيرِ
“Hendaklah kalian menikahi gadis (perawan) karena bibirnya
masihlah manis, bisa menghasilkan banyak keturunan dan tetap ridha
dengan pemberian yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah no. 1861, hasan).Gadis yang dimaksud di sini tentu adalah gadis yang masih perawan yang bukan mantan pacar siapa-siapa. Itulah gadis yang terbaik. Namun sulit sekali wanita yang disebutkan dalam hadits tersebut dicari di zaman yang penuh kerusakan.Jadi, jika Anda memperoleh gadis lugu yang tak kenal pacaran sama sekali, sungguh itu anugerah luar biasa. Semoga Allah mudahkan.
—
Disusun di Pesantren Darush Sholihin, menunggu tenggelamnya matahari, 2 Rajab 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
0 komentar :
Posting Komentar