1. Nasihat dan Bimbingan
Ini adalah cara yang pokok dalam
kegiatan belajar dan mengajar yang sangat dibutuhkan. Metode ini telah
ditempuh oleh guru besar bersama anak-anak atau orangtua-orangtua.
a. Adapun kepada anak-anak, pernah
Rasulullah melihat anak yang sedang makan dan tangannya kesana kemari
(mengambil di tempat makanan,- pent) maka beliau mengajarinya cara
makan.
“Wahai anak, bacalah nama Allah
(mengucapkan basmalah) dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah
yang dekat denganmu.” [Muttafaqun ‘alaih]
Dan jangan sekali-kali seseorang mengatakan bahwa cara pengajaran seperti ini pengaruhnya sedikit pada anak-anak.
Sungguh saya telah menerapkan metode ini
beberapa kali, ternyata benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat
bagus dan telah lalu dalam pembahasan tentang peringatan terhadap
perkara-perkara yang berbahaya. Tentang kisah seorang anak yang mencela
agama, bagaimana saya menasehatinya dan diapun menerima nasihat.
Ada satu kejadian ketika saya berjalan
bersama seorang pengajar. Kami melihat seorang anak kencing di tengah
jalan. Maka pengajar tersebut berteriak kepada anak tersebut sambil
mengatakan:
“Celaka kamu… Celaka kamu… jangan lakukan!!”
Maka anak itupun terkejut dan memutus
kencingnya kemudian lari. Saya katakan kepada pengajar tersebut: “Kamu
telah menyia-nyiakan bagi kita nasihat untuk anak tersebut.” Maka dia
berkata kepadaku: “Apakah boleh saya mendiamkan anak tersebut kencing di
jalan di depan orang banyak?” Saya menjawab: “Tidak.” Pengajar itu
berkata: “Lalu apa yang ingin kamu lakukan selain seperti itu?” Saya
katakan: “Saya biarkan anak tersebut sampai selesai kencingnya kemudian
anak itu saya panggil. Saya perkenalkan diri saya kepadanya, kemudian
saya katakan kepadanya: ‘Wahai anakku, sesungguhnya ini adalah jalan
umum untuk orang-orang yang lewat, tidak boleh kencing di situ. Dekat
dari sini ada tempat buang air sehingga lebih pantas kalau kamu
membiasakan kencing di sana sehingga kamu menjadi anak yang terdidik,
saya mengharapkan bagimu hidayah dan taufik.’
Maka pengajar itu berkata kepada saya:
“Ini adalah cara yang bijaksana dan berfaidah.” Saya katakan kepadanya:
“Ini adalah metodenya guru kemanusiaan Muhammad bin Abdillah.”
Dan kejadian beliau dengan seorang Arab gunung kisahnya sangat terkenal, yang akan disebutkan sekarang.
b. Adapun nasihat dan bimbingan untuk
orang-orang dewasa maka contoh yang besar pengaruhnya adalah kisah
seorang Arab gunung berikut:
dari Anas , dia berkata: Ketika kami
sedang berada di masjid bersama Rasulullah tiba-tiba datang seorang Arab
gunung kemudian berdiri dan kencing di masjid. Para sahabat Rasulullah
berteriak kepada orang tersebut: Hai … hai …(yaitu jangan lakukan).
Rasulullah bersabda: Jangan kalian hentikan dia (maksudnya jangan paksa
menghentikan kencingnya).
Para sahabatpun membiarkan orang Arab
gunung tersebut menyelesaikan kencingnya. Kemudian Rasulullah memanggil
orang tersebut: “Sesungguhnya masjid ini tidak boleh sedikitpun
dikencingi atau (buang) kotoran yang lain. Tetapui hanyalah masjid itu
untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al-Qur’an.”
Rasulullah bersabda kepada para sahabat:
‘Sesungguhnya engkau diutus untuk mempermudah bukan untuk mempersulit.
Siramlah kencing tersebut dengan satu ember air.” Orang Arab gunung itu
berkata: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau
rahmati seorangpun.” Rasulullah bersabda: “Sungguh kamu telah membatasi
sesuatu yang luas.” (yaitu menyempitkan perkara-perkara yang luas).
[Muttafaqun ‘aiaih]
2. Bermuka masam
Boleh bagi seorang pengajar untuk
kadang-kadang bermuka masam pada wajahnya kepada para pelajarnya apabila
melihat keributan atau kekacauan mereka dalam rangka untuk menjaga
peraturan sekolah dan kewibawaannya. Ini lebih baik daripada menganggap
tidak mampu menghukumnya.
3. Melarang dengan keras
Sering kali yang dipakai pleh pengajar
apabila para pelajar banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
menyia-nyiakan pelajaran ataua meremehkan pengajar atau
kesalahan-kesalahan yang lain yang sering dilakukan pelajar adalah
melarang dengan keras kepada salah seorang dari mereka. Ketika pengajar
melarang dengan tegas dan membentak, maka para palajar akan diam dan
duduk dengan beradab.
Cara ini digunakan oleh Rasulullah sang
pengajar- semoga shalawat dan salam dari Allah senantiasa dilimpahkan
kepada beliau- ketika melihat seseorang yang menuntun onta (atau sapi)
untuk hadyu (yaitu berkurban di Baitul Haram). Rasulullah bersabda:
“Tunggangilah unta tersebut,” Laki-laki itu menjawab: “Sesungguhnya onta
ini untuk kurban di Ka’bah wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda:
“Tunggangilah!”. Kemudian laki-laki itu manaiki onta yang telah dia
jadikan sebagai hadyu, berjalan mengiringi Rasulullah dan sandalnya
diletakkan pada leher onta tersebut. [HR. Al-Bukhari]
4. Melarang dari sesuatu
Ketika pengajar melihat sebagian pelajar
yang berbicara ketika pelajaran, maka hendaknya pengjar melarang mereka
dari pembicaraan mereka dengan suara yang keras. Sesungguhnya
Rasulullah telah minta seseorang yang bersendawa di depan beliau. Beliau
bersabda kepadanya: “Tahanlah sendawamu.” [Hadits hasan, lihatlah
Shahihul Jami’ no. 4367]
(dikutip dari buku Kiat Mendidik Anak, Pustaka Al Haura’)
Sumber artikel : salafy.or.id
0 komentar :
Posting Komentar