Dua huruf, K dan B, yang tidak bermakna apa-apa, saat dirangkum menjadi sebuah singkatan, KB, ternyata mampu mengubah pola, gaya, maupun tujuan kehidupan berumah tangga.
Apapun yang Anda inginkan dengan singkatan tersebut, apakah Keluarga
Berencana atau Keluarga Besar, masing-masing menjadi ujian yang menuntut
jawaban tepat dari kita.
KB yang merupakan singkatan dari Keluarga Berencana, bila ditilik
asal katanya, ia merupakan program yang baik dan harus mendapat dukungan
sepenuhnya. Sebab semua orang yang hendak membangun rumah tangga harus
memiliki perencanaan yang baik lagi matang. Mulai dari meluruskan tujuan
pernikahan, memilih calon pasangan hidup, membina keluarga, anak-anak,
dan seluruh urusan kerumahtanggaan, semuanya perlu direncanakan dengan
baik. Hal ini merupakan ujian yang cukup menyita waktu untuk
menjawabnya.
Lebih dari itu, KB yang merupakan singkatan dari Keluarga Besar pun merupakan ujian yang tidak kalah beratnya. Sebab menjadi keluarga besar berarti harus serius dalam membina dan mendidik mereka agar menjadi generasi kaum muslimin yang tangguh dan berpotensi sebagai mujahid Robbani, pembela dan penebar dakwah yang berbarokah ini.
Lebih dari itu, KB yang merupakan singkatan dari Keluarga Besar pun merupakan ujian yang tidak kalah beratnya. Sebab menjadi keluarga besar berarti harus serius dalam membina dan mendidik mereka agar menjadi generasi kaum muslimin yang tangguh dan berpotensi sebagai mujahid Robbani, pembela dan penebar dakwah yang berbarokah ini.
Namun, saat ini istilah Keluarga Berencana telah diidentikkan
dengan alat-alat kontrasepsi atau perlakuan-perlakuan khusus untuk
mengatur dan membatasi jumlah kelahiran hanya dua atau tiga saja dengan
dalih membina keluarga sejahtera dan bahagia. Sehingga KB yang berkonotasi jelek ini menjadi ujian yang lebih berat bagi kaum muslimin di seluruh penjuru negeri.
Dengan berbagai propaganda, kaum muslimin dipaksa untuk menyadari dan
memaklumi bahwa mereka harus melakukan usaha untuk membatasi jumlah
kelahiran anak mereka. Sesuai slogannya, untuk menyejahterakan keluarga,
propaganda KB pun diarahkan pada janji perbaikan ekonomi dan perhitungan materi.
Anehnya, sebagian besar kaum muslimin lebih terpikat dengan doktrin
ini daripada ajaran mulia al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga setelah
sebelumnya mereka meninggalkan keduanya, lalu setelah mereka terpengaruh
dengan propaganda ini, meski disebutkan bahwa Alloh Penjamin
kesejahteraan seluruh makhluk-Nya, atau bahwa Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam menganjurkan agar kita membina keluarga besar dengan
banyak anak, hanya sedikit saja dari umat ini—yang dirohmati Alloh azza
wajalla—yang sadar dan kembali kepada seruan Alloh dan Rosul-Nya ini.
Memang, Islam tidak begitu saja menghukumi haram KB yang berarti
membatasi kelahiran maupun yang diidentikkan dengan alat kontrasepsi
ini. Namun, Islam-lah yang seharusnya mengatur dan menentukan hukum
masing-masing KB dengan masing-masing kasusnya, bukan yang lain.
Artinya, KB baru dibolehkan bila sesuai dengan aturan Islam.
Yang kita sayangkan, masalah pokok ini begitu saja dilupakan atau
sama sekali tidak diperhatikan oleh sebagian besar umat ini. Kaum
muslimin dengan tanpa aturan menerapkan dan memakai KB ini atau meminta
dipakaikan. Demikian pula pihak-pihak tertentu tidak lagi
menimbang-nimbang keadaan antara satu orang dengan yang lainnya, alasan
yang satu dengan yang lainnya, sehingga diketahui manakah orang yang
menurut Islam boleh menerapkan KB dan mana yang tidak boleh.
Ditambah lagi, mereka tidak lagi mempertimbangkan tentang KB
manakah yang boleh digunakan atau yang tidak boleh digunakan, kecuali
sedikit sekali dari mereka yang masih takut bermaksiat dan berbuat dosa,
yaitu mereka yang mendapat rohmat dari Alloh sehingga tetap mengacu dan
berpijak kepada syariat-Nya yang mulia ini. Semua ini
menjadikan KB menjadi ujian yang semakin berat dan semakin sulit
diluruskan. Semoga Alloh Ta’ala memudahkan kehidupan rumah tangga kita
dalam menggapai keridhoan-Nya. Amin.
Penulis: Ustadz Abu Ammar Al-Ghoyami hafizhahullah dalam situs beliau http://alghoyami.wordpress.com
Artikel www.Salafiyunpad.wordpress.com
Artikel www.Salafiyunpad.wordpress.com
00.35
Karimun 08 Makassar
Posted in


0 komentar :
Posting Komentar