Apakah Al-Qur’an Bersaksi Akan Kebenaran Injil ?
Oleh : Syaikh Mamduh Farhan al Buhairi
Termasuk syubhat yang sering
diulang-ulang oleh orang Nasrani dan telah menjerumuskan banyak orang
bodoh adalah ucapan bahwa al Qur’an telah memberikan kesaksian akan
kebenaran Injil. Bahwa Injil adalah sebuah kitab yang diturunkan dari
sisi Allah. Mereka mendasarkan ucapan-ucapan tersebut pada beberapa ayat
dari al Qur’an, diantaranya adalah Allah memerintahkan untuk berhukum
kepadanya sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya.” (QS. al Maidah:47)
Juga pensifatan al-Qur’an
akan Injil bahwa Injil adalah sebuah kitab petunjuk, cahaya, dan
penjelas bagi orang-orang mukmin. Sebagaimana firman Allah :
“Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan
cayaha (yang menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.” (QS. al Maidah:46)
Diantaranya juga,
penjelasan al-Qur’an bahwa mengamalkan Injil adalah sebab kebahagiaan
dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah :
“Dan sekiranya mereka
sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (al Qur’an)
yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan
mendapatkan makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.” (QS. al Maidah:66)
Tidak cukup demikian,
bahkan Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam untuk menjadikan Injil sebagai sunber rujukan. Sebagaimana
firman Allah yang artinya:
“Maka jika kamu
(Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan
kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum
kamu.” (QS. Yunus:94)
Dan ayat-ayat lain yang membenarkan Injil
Jawaban Atas Syubhat :
Sebelum kita memulai menjawab, kita berhak mengajukan dua pertanyaan penting;
Pertanyaan pertama: Apakah
orang-orang Nasrani mengimani al Qur’an sehingga boleh bagi mereka
untuk berhujjah dengannya? Jika jawabannya tidak, maka bagaimana mereka
akan berhujjah dengan al Qur’an sementara mereka tidak meyakini
kebenarannya? Bukankah hujjah seseorang dengan sesuatu yang dia yakini
kebatilannya berarti telah mengakui dan membenarkan kebatilannya. Tidak
bisa dikatakan: Sesungguhnya hujjah mereka dengan al Qur’an serupa
dengan berhujjahnya kaum muslimin dengan Injil dalam membatilkan
keyakinan Nasrani. Karena terdapat perbedaan antara pandangan kaum
muslimin terhadap Injil dengan pandangan kaum Nasrani terhadap al
Qur’an. Pandangan orang Nasrani terhadap al Qur’an di bangun di atas
pandangan bahwa al Qur’an adalah sebuah kebatilan yang didustakan atas
nama Allah Ta’ala. Pada saat yang sama kaum muslimin beranggapan bahwa
Injil yang ada di tangan orang Nasrani telah mencakup riwayat-riwayat
tentang al Masih, di dalamnya terdapat kebenaran dan kebatilan, maka
seorang muslim berhujjah dengan kebenaran yang ada di dalamnya serta
meninggalkan kebatilannya.
Pertanyaan kedua: Apakah
kaum Nasrani berkeyakinan bahwa sifat-sifat Injil yang ada dalam al
Qur’an berbicara tentang Injil-Injil yang sekarang ada di tangan mereka?
Jika jawabannya tidak, maka tidak boleh bagi mereka untuk berhujjah
dengan al Qur’an atas kebenaran Injil tersebut. Karena Injil-Injil
tersebut berbeda dengan apa yang disucikan dan disaksian al Qur’an.
Jika jawabannya Ya, maka
dikatakan, sesungguhnya yang demikian itu bertentangan dengan kenyataan,
karena sesungguhnya al Qur’an menyebutkan sifat-sifat Injil yang tidak
serupa dengan sifat-sifat Injil yang berada di tangan orang Nasrani. Hal
ini bisa menjadi jelas dengan beberapa sisi:
Sisi pertama:
Bahwasanya Allah Ta’ala telah mensifati Injil di dalam al Qur’an
sebagai kitab yang diturunkan dari sisi-Nya, sebagaimana firman Allah
yang artinya:
“Dan (Dia) menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran:3)
Sementara orang-orang
Nasrani tidak meyakini demikian, bahkan mereka berkeyakinan bahwa Injil
ditulis oleh laki-laki pilihan Allah dengan ilham Roh Kudus.
Sisi kedua: bahwa
al Qur’an telah terang-terangan menyebutkan kabar gembira akan
datangnya Nabi umat Islam tertulis di dalam Injil. Sebagaimana firman
Allah :
“(Yaitu) orang-orang yang
mengikuti Rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” (QS. al A’raaf:157)
Sementara orang-orang Nasrani tidak meyakini adanya kabar gembira apapun tentang kedatangan Nabi umat Islam di dalam Injil.
Sisi ketiga: bahwasanya
al Qur’an telah menyebutkan di dalam Injil terdapat penyebutan
sifat-sifat bagi sahabat Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassalam
sebagaimana firman Allah:
“Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).”(QS. al Fath:29).
Sementara orang-orang
Nasrani tidak mengakui adanya sifat tersebut di dalam Injil. Semua itu
menjadikan kita semakin mantap bahwa Injil yang disebutkan al Qur’an,
yang disanjungnya, dan memerintahkan untuk berhukum dengannya berbeda
sama sekali dengan apa yang sekarang ada di tangan orang-orang Nasrani.
Karena tidak masuk akal jika al Qur’an menyanjung Injil yang
menentangnya dalam aqidah pokok dan menisbatkan kepadanya beberapa
perkara yang tidak ada di dalamnya.!
Di sini ada sebuah
pertanyaan penting; Injil apakah yang sedang dibicarakan oleh al Qur’an,
dan dimanakah dia? Maka jawabannya: Injil tersebut adalah Injil Nabi
Isa ‘Alaihis Salam yang diturunkan oleh Allah kepada beliau yang
didalamnya terdapat firman dan pelajaran-Nya. Adapun dimanakah dia, dan
dimana tempatnya? Maka ini adalah sebuah perkara yang tidak kita
ketahui. Orang-orang Nasrani telah teledor terhadap penjagaan kitab
mereka. Mereka menyia-nyiakan dan menggantinya. Para ahli sejarah telah
mencatat bahwa para pendeta dan Paus telah memilih empat macam Injil,
yakni Mathius, Markus, Lukas dan Yohana dari puluhan Injil yang
pemiliknya telah diputuskan kafir, yang berhak untuk dibunuh dan di
siksa.
Jika mereka berkata:
Sesungguhnya Injil-Injil yang sekarang ada di tangan kami adalah Injil
yang sama, yang ada di zaman turunnya al Qur’an, dan Nasrani tidak tahu
yang lainnya. Maka jawabannya adalah keberadaan Injil-Injil tersebut di
zaman turunnya al Qur’an tidak mengharuskan bahwa Injil yang lain tidak
ada. Di dalam Injil Barnabas terdapat saksi terbesar tentang hal ini. Di
dalamnya terdapat hal-hal yang sesuai dengan apa yang dibawa oleh al
Qur’an (tidak terkecuali dalam masalah aqidah).Di dalamnya terdapat
kabar gembira akan datangnya seorang Nabi Islam yang menafikan ketuhanan
al Masih ‘Alaihis Salam.
Jika mereka membantah bahwa
Injil tersebut tidak benar secara sejarah, maka jawabannya adalah bahwa
segala sesuatu yang disebutkan di dalam Injil Barnabas kemungkinan juga
dikatakan pada Injil-Injil lain; Matius, Markus, Lukas dan Yohana.
Ucapan bahwa Injil Barnabas ditemukan baru-baru ini adalah ucapan yang
tertolak. Telah disebutkan dalam maklumat yang diterbitkan oleh Paus
Glasius tentang penjelasan kitab-kitab yang diharamkan dibaca.Termasuk
didalamnya adalah Injil Barnabas. Paus Glasius telah merampungkannya di
akhir abad ke 5 Masehi, yaitu sebelum diutusnya Nabi kita Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
Dengan demikian, menjadi
jelaslah kebatilan bahwa al Qur’an telah membenarkan Injil yang sekarang
berada di tangan orang-orang Nasrani. Disela-sela syubhat ini menjadi
jelas, bagaimana sebagian orang muslim yang bodoh sibuk dengan al Qur’an
untuk menggiring syubhat-syubhat mereka dan membuat pahit
kebatilan-kebatilan mereka.
Perkara yang wajib atas
seorang muslim adalah menjaga dengan rinci perkataannya, bertanya kepada
ahli ilmu terhadap apa yang dihadapkan kepadanya-terutama dalam bidang
aqidah- hingga dia bisa menjaga agama, dan menyelamatkan hatinya dari
penyakit syubhat dan dampaknya.
Di kutip dari Majalah Qiblati Edisi 10 tahun II
Sumber : abuzubair.wordpress.com
00.14
Karimun 08 Makassar





Posted in


0 komentar :
Posting Komentar