SEHAT DENGAN PUASA
Bulan Ramadhan yang penuh berkah menyimpan banyak manfaat bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa ramadhan. Salah satu manfaat yang dapat diraih, ialah sehatnya badan dengan berpuasa. Banyak orang telah membuktikan, badan terasa lebih sehat dan bugar ketika menjalanan puasa, orang-orang yang sedang sakitpun tidak ketinggalan ikut merasakan manfaatnya, yaitu penyakitnya membaik dan dapat terkontrol. Dengan berpuasa ternyata banyak keuntungan yang diperoleh tubuh, yang tidak didapat ketika seseorang sedang tidak menjalankan puasa.
PENYAKIT DAPAT TERKONTROL DENGAN PUASA
1. Sakit maag.
Seseorang dengan sakit maag karena kelainan fungsional, pola makannya akan lebih teratur selama puasa Ramadhan. Pada saat sahur dan berbuka, ia akan menghindari camilan-camilan yang mengandung coklat, keju, makanan berlemak dan berminyak; yang dalam hal ini baik bagi penyembuhan sakit maagnya. Selain mengkonsumsi makanan camilan yang kurang sehat untuk lambung, selama berpuasa juga akan mengurangi minuman yang mengandungsoda kopi dan alkohol serta rokok. Selama berpuasa, ia juga akan lebih mengendalikan diri, terutama mengendalikan stres, yang merupakan faktor dominan dalam menimbulkan gangguan pada lambung penderita maag karena kelainan fungsional. Makan secara teratur disertai berkurangnya konsumsi makanan camilan dan minuman yang tidak sehat untuk lambung, serta mengendalikan diri dari stres, merupakan faktor penting yang membuat kondisi penderita sakit maag membaik selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
2. Kegemukan, kencing manis, kolesterol tinggi,tekanan darah tinggi dan asam urat.
Selama puasa Ramadhan akan terjadi pengurangan asupan makanan, sehingga kita dapat mengurangi berat badan sekitar 5 %. Penelitian membuktikan, asupan kalori orang yang berpuasa akan berkurang selama menjalankan puasa, dan hal ini akan mengontrol berat badannya. Berbagai penyakit metabolik, seperti kegemukan (obesitas), penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus/DM), kadar kolesterol dan trigliserida tinggi (dislipidemia), tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kadar asam urat tinggi (hiperurisemia), akan lebih baik dan terkontrol jika seseorang yang mengalami penyakit tersebut dapat mengendalikan berat badannya. Puasa Ramadhan merupakan kesempatan yang baik bagi mereka dengan penyakit kronis ini untuk mengendalikan penyakitnya.
3. Penyakit persendian.
Seseorang yang mengalami gangguan pada sendi berupa pengapuran (osteoartritis), terutama pada sendi lutut dan sendi tulang belakang, maka dengan terjadinya pengurangan berat badan, juga akan membantu memperbaiki gangguan sendi yang terjadi. Jelaslah, jika puasa Ramadhan dilaksanakan dengan baik, maka berat badan dapat dikontrol dan dikurangi, sehingga akan memperbaiki keadaan penyakit kronis yang ada. Tetapi tentunya, hal ini dapat terwujud jika kaidah-kaidah selama puasa dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu tidak makan dan minum yang berlebih-lebihan, serta banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran, serta melakukan kegiatan olah raga ringan. Salah satu aktifitas fisik yang sangat baik, yaitu melaksanakan shalat tarawih yang bermanfaat membantu membakar lemak di dalam tubuh jika dilakukan secara rutin. Shalat malam mempunyai manfaat meningkatkan perubahan respon ketahanan tubuh imunologik. Yaitu ketika shalat malam dilakukan dengan tepat, khusyuk, ikhlas, dan kontinyu (terus-menerus). Shalat malam juga mampu menurunkan sekresi (pengeluaran) hormon kortisol, yaitu hormon yang digunakan sebagai tolak ukur stress dan homeostasis tubuh.
MENGATUR POLA MAKAN DENGAN BIJAKSANA
Ada beberapa hal yang perlu diketahui, supaya makanan yang kita konsumsi selama bulan puasa dapat menyehatkan badan dan bukan sebaliknya. Hal-hal berikut ini, hendaklah perlu diterapkan untuk mengatur pola makan selama bulan puasa.
1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, dan jangan makan berlebihan saat sahur.
Sahur sangat penting untuk mendukung kelancaran ibadah puasa. Makanan yang disantap saat sahur, akan menjadi cadangan energi selama berpuasa. Oleh karena itu, usahakan tidak meninggalkan sahur ketika akan berpuasa, karena juga terdapat berkah dalam makan sahur. Dalam hadits dari Anas Ibnu Malik rahimahullah , bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkahnya”. (Muttafaqun ’alaih).
Makanan berserat akan memperlancar proses pengeluaran racun dari dalam tubuh dan dapat mengurangi konsentrasi radikal bebas dalam tubuh, hingga sel-sel tubuh menjadi lebih segar dan elastis. Disamping itu, hendaklah tidak makan berlebihan saat sahur, karena dapat menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah, serta merangsang keluarnya hormon insulin secara berlebihan. Hormon insulin ini akan mengangkut gula darah ke seluruh jaringan tubuh guna diubah menjadi glikogen atau lemak. Apabila kita makan terlalu banyak, maka glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebihan. Padahal, lemak yang berlebihan sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya, seseorang yang makan berlebihan saat sahur tidak bertambah segar, tetapi justru semakin merasa lesu.
2. Perbanyak mengkonsumsi air.
Usahakan tetap mengkonsumsi air delapan gelas setiap harinya. Caranya, antara lain dengan meminum sekitar 2 gelas saat buka puasa, lalu setelah tarawih hingga menjelang tidur, minum lagi sebanyak 3-4 gelas. Sedangkan pada saat sahur, kita bisa minum sebanyak 2 gelas lagi. Minum air tidak selalu berarti air putih saja, tetapi minum teh, susu, sari buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
3. Berbuka puasa secara sehat.
Segerakan berbuka ketika waktunya telah tiba, seperti disebutkan dalam salah satu hadits dari Sahal Ibnu Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. [Muttafaqun ’alaih].
Syari’at Islam yang sempurna telah mengajarkan supaya tidak memberat-beratkan diri dengan menunda berbuka puasa, padahal waktunya telah tiba. Karena hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada organ lambung.
Pada saat berbuka puasa, sebaiknya tidak langsung makan dan minum terlampau banyak. Berbuka puasa dengan makanan berat dalam jumlah banyak, justru memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan beristirahat sekitar 12 jam. Jangan sampai menjadikan waktu berbuka puasa sebagai ajang “balas dendam” setelah seharian menahan lapar dan haus. Hindari langsung meminum air es atau minuman dingin, karena hal ini dapat menekan rasa lapar. Sebaiknya makan dan minum yang manis saat berbuka (disunnahkan berbuka dengan kurma), dan makan makanan ringan yang mudah dicerna. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur kembali normal, lakukan shalat Maghrib. Selang setengah jam kemudian, makanlah menu lengkap secukupnya. Setelah shalat tarawih, anda dapat makan lagi, jika masih merasa lapar. Bagi para ibu rumah tangga, menyajikan menu berbuka bagi keluarga tentu sangat menyenangkan. Dan alangkah lebih bijaksana, jika para ibu menyiapkan menu yang sehat dan bergizi untuk menunjang kelancaran ibadah puasa seluruh anggota keluarga.
MENGKONSUMSI SUPLEMEN SELAMA PUASA
Setiap orang tentu menginginkan bisa tetap aktif saat puasa dan tetap fit sepanjang hari. Dengan alasan itu, muncul kecenderungan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin. Namun perlu diingat, vitamin bukanlah makanan pengganti (subtitusi). Yang penting, kita harus makan makanan sehat dan bergizi, sehingga kebutuhan vitamin tercukupi lewat makanan yang bervariasi. Kita, hendaklah tidak meminum vitamin sembarangan, tetapi konsultasikan dulu kepada dokter. Sebagian besar orang tidak mengetahui berapa kebutuhan dirinya akan vitamin dan mineral. Padahal ada vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, serta K, yang jika dikonsumsi berlebihan akan tersimpan dalam tubuh dan bisa berbahaya bagi metabolism tubuh.
Kita tahu makanan alami tentu saja lebih aman. Karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mie, jagung, dan lainnya, yang biasanya dijadikan menu makanan pokok. Sementara sumber protein ditemukan dalam makanan, seperti daging, ikan, tempe, tahu, ayam, dan sebagainya. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning, hijau tua, atau merah.
BEROLAHRAGA SELAMA PUASA
Kondisi fisik seseorang yang sedang berpuasa memang cenderung lemas karena menahan lapar dan haus. Namun demikian, hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak berolah raga. Bagaimana pun,olahraga itu penting untuk menjaga kebugaran dan vitalitas tubuh. Satu hal yang perlu diingat, semua harus direncanakan, sehingga tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Bagi orang yang terbiasa berolahraga kemudian berhenti mendadak karena puasa, justru bisa menimbulkan masalah. Minimalnya, otot tubuh yang semula sudah terbentuk jadi merosot lagi. Biasanya seseorang yang terbiasa berolahraga mempunyai selera makan yang bagus. Sehingga bila mendadak berhenti berolah raga tidak akan ada lagi pembakaran glikogen. Akibatnya, berat badan akan naik dan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, pada saat puasa usahakan untuk tetap berolah raga. Olah raga yang sifatnya aerobic merupakan jenis olahraga yang baik saat bulan puasa. Seseorang yang berpuasa tidak dianjurkan berolah raga sampai tenaganya terkuras habis, atau sampai badan menjadi lelah. Melakukan olah raga yang ringan saja sudah cukup, seperti jogging atau senam.
Idealnya, olah raga dilaksanakan dua jam setelah berbuka puasa. Pada saat itu, perut sudah mulai kosong. Sebab, olah raga yang dilakukan dalam keadaan perut penuh, hasilnya justru kurang bagus. Olah raga juga bisa dilakukan satu jam atau 30 menit menjelang waktu berbuka, supaya pada saat waktu berbuka tiba, kita bisa segera minum untuk menghilangkan dahaga. Sebaliknya, kurang tepat apabila olah raga dilakukan setelah makan sahur karena perut dalam keadaan kenyang. Disamping mengganggu organ pencernaan, olah raga setelah makan sahur juga melelahkan dan menimbulkan rasa haus.
PENUTUP
Demikianlah, penjelasan singkat seputar puasa dan kesehatan. Tentunya kita perlu mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan. Kondisi tubuh yang fit, insya Allah akan semakin menunjang kelancaran ibadah puasa. Siapakah yang tidak ingin bertambah sehat setelah menjalankan ibadah puasa, apalagi ditambah dengan sembuhnya penyakit-penyakit yang diderita?! Kita hendaklah berusaha menjalankan puasa secara sehat, baik ketika makan sahur, beraktifitas selama puasa, dan saat berbuka puasa.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan pada kita semua. (dr. Avie Andriyani)
Sumber:
1. Penelitian Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.
2. Dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, Antisipasi Penyakit Pasca Lebaran, Surabaya.
3. Muhammad Sholeh, Tahajud, Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Penerbit Forum Studi HIMANDA bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi, 05/Tahun Xii/1429/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Sumber : almanhaj.or.id
Bulan Ramadhan yang penuh berkah menyimpan banyak manfaat bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa ramadhan. Salah satu manfaat yang dapat diraih, ialah sehatnya badan dengan berpuasa. Banyak orang telah membuktikan, badan terasa lebih sehat dan bugar ketika menjalanan puasa, orang-orang yang sedang sakitpun tidak ketinggalan ikut merasakan manfaatnya, yaitu penyakitnya membaik dan dapat terkontrol. Dengan berpuasa ternyata banyak keuntungan yang diperoleh tubuh, yang tidak didapat ketika seseorang sedang tidak menjalankan puasa.
PENYAKIT DAPAT TERKONTROL DENGAN PUASA
1. Sakit maag.
Seseorang dengan sakit maag karena kelainan fungsional, pola makannya akan lebih teratur selama puasa Ramadhan. Pada saat sahur dan berbuka, ia akan menghindari camilan-camilan yang mengandung coklat, keju, makanan berlemak dan berminyak; yang dalam hal ini baik bagi penyembuhan sakit maagnya. Selain mengkonsumsi makanan camilan yang kurang sehat untuk lambung, selama berpuasa juga akan mengurangi minuman yang mengandungsoda kopi dan alkohol serta rokok. Selama berpuasa, ia juga akan lebih mengendalikan diri, terutama mengendalikan stres, yang merupakan faktor dominan dalam menimbulkan gangguan pada lambung penderita maag karena kelainan fungsional. Makan secara teratur disertai berkurangnya konsumsi makanan camilan dan minuman yang tidak sehat untuk lambung, serta mengendalikan diri dari stres, merupakan faktor penting yang membuat kondisi penderita sakit maag membaik selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
2. Kegemukan, kencing manis, kolesterol tinggi,tekanan darah tinggi dan asam urat.
Selama puasa Ramadhan akan terjadi pengurangan asupan makanan, sehingga kita dapat mengurangi berat badan sekitar 5 %. Penelitian membuktikan, asupan kalori orang yang berpuasa akan berkurang selama menjalankan puasa, dan hal ini akan mengontrol berat badannya. Berbagai penyakit metabolik, seperti kegemukan (obesitas), penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus/DM), kadar kolesterol dan trigliserida tinggi (dislipidemia), tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kadar asam urat tinggi (hiperurisemia), akan lebih baik dan terkontrol jika seseorang yang mengalami penyakit tersebut dapat mengendalikan berat badannya. Puasa Ramadhan merupakan kesempatan yang baik bagi mereka dengan penyakit kronis ini untuk mengendalikan penyakitnya.
3. Penyakit persendian.
Seseorang yang mengalami gangguan pada sendi berupa pengapuran (osteoartritis), terutama pada sendi lutut dan sendi tulang belakang, maka dengan terjadinya pengurangan berat badan, juga akan membantu memperbaiki gangguan sendi yang terjadi. Jelaslah, jika puasa Ramadhan dilaksanakan dengan baik, maka berat badan dapat dikontrol dan dikurangi, sehingga akan memperbaiki keadaan penyakit kronis yang ada. Tetapi tentunya, hal ini dapat terwujud jika kaidah-kaidah selama puasa dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu tidak makan dan minum yang berlebih-lebihan, serta banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran, serta melakukan kegiatan olah raga ringan. Salah satu aktifitas fisik yang sangat baik, yaitu melaksanakan shalat tarawih yang bermanfaat membantu membakar lemak di dalam tubuh jika dilakukan secara rutin. Shalat malam mempunyai manfaat meningkatkan perubahan respon ketahanan tubuh imunologik. Yaitu ketika shalat malam dilakukan dengan tepat, khusyuk, ikhlas, dan kontinyu (terus-menerus). Shalat malam juga mampu menurunkan sekresi (pengeluaran) hormon kortisol, yaitu hormon yang digunakan sebagai tolak ukur stress dan homeostasis tubuh.
MENGATUR POLA MAKAN DENGAN BIJAKSANA
Ada beberapa hal yang perlu diketahui, supaya makanan yang kita konsumsi selama bulan puasa dapat menyehatkan badan dan bukan sebaliknya. Hal-hal berikut ini, hendaklah perlu diterapkan untuk mengatur pola makan selama bulan puasa.
1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, dan jangan makan berlebihan saat sahur.
Sahur sangat penting untuk mendukung kelancaran ibadah puasa. Makanan yang disantap saat sahur, akan menjadi cadangan energi selama berpuasa. Oleh karena itu, usahakan tidak meninggalkan sahur ketika akan berpuasa, karena juga terdapat berkah dalam makan sahur. Dalam hadits dari Anas Ibnu Malik rahimahullah , bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkahnya”. (Muttafaqun ’alaih).
Makanan berserat akan memperlancar proses pengeluaran racun dari dalam tubuh dan dapat mengurangi konsentrasi radikal bebas dalam tubuh, hingga sel-sel tubuh menjadi lebih segar dan elastis. Disamping itu, hendaklah tidak makan berlebihan saat sahur, karena dapat menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah, serta merangsang keluarnya hormon insulin secara berlebihan. Hormon insulin ini akan mengangkut gula darah ke seluruh jaringan tubuh guna diubah menjadi glikogen atau lemak. Apabila kita makan terlalu banyak, maka glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebihan. Padahal, lemak yang berlebihan sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya, seseorang yang makan berlebihan saat sahur tidak bertambah segar, tetapi justru semakin merasa lesu.
2. Perbanyak mengkonsumsi air.
Usahakan tetap mengkonsumsi air delapan gelas setiap harinya. Caranya, antara lain dengan meminum sekitar 2 gelas saat buka puasa, lalu setelah tarawih hingga menjelang tidur, minum lagi sebanyak 3-4 gelas. Sedangkan pada saat sahur, kita bisa minum sebanyak 2 gelas lagi. Minum air tidak selalu berarti air putih saja, tetapi minum teh, susu, sari buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
3. Berbuka puasa secara sehat.
Segerakan berbuka ketika waktunya telah tiba, seperti disebutkan dalam salah satu hadits dari Sahal Ibnu Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. [Muttafaqun ’alaih].
Syari’at Islam yang sempurna telah mengajarkan supaya tidak memberat-beratkan diri dengan menunda berbuka puasa, padahal waktunya telah tiba. Karena hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada organ lambung.
Pada saat berbuka puasa, sebaiknya tidak langsung makan dan minum terlampau banyak. Berbuka puasa dengan makanan berat dalam jumlah banyak, justru memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan beristirahat sekitar 12 jam. Jangan sampai menjadikan waktu berbuka puasa sebagai ajang “balas dendam” setelah seharian menahan lapar dan haus. Hindari langsung meminum air es atau minuman dingin, karena hal ini dapat menekan rasa lapar. Sebaiknya makan dan minum yang manis saat berbuka (disunnahkan berbuka dengan kurma), dan makan makanan ringan yang mudah dicerna. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur kembali normal, lakukan shalat Maghrib. Selang setengah jam kemudian, makanlah menu lengkap secukupnya. Setelah shalat tarawih, anda dapat makan lagi, jika masih merasa lapar. Bagi para ibu rumah tangga, menyajikan menu berbuka bagi keluarga tentu sangat menyenangkan. Dan alangkah lebih bijaksana, jika para ibu menyiapkan menu yang sehat dan bergizi untuk menunjang kelancaran ibadah puasa seluruh anggota keluarga.
MENGKONSUMSI SUPLEMEN SELAMA PUASA
Setiap orang tentu menginginkan bisa tetap aktif saat puasa dan tetap fit sepanjang hari. Dengan alasan itu, muncul kecenderungan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin. Namun perlu diingat, vitamin bukanlah makanan pengganti (subtitusi). Yang penting, kita harus makan makanan sehat dan bergizi, sehingga kebutuhan vitamin tercukupi lewat makanan yang bervariasi. Kita, hendaklah tidak meminum vitamin sembarangan, tetapi konsultasikan dulu kepada dokter. Sebagian besar orang tidak mengetahui berapa kebutuhan dirinya akan vitamin dan mineral. Padahal ada vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, serta K, yang jika dikonsumsi berlebihan akan tersimpan dalam tubuh dan bisa berbahaya bagi metabolism tubuh.
Kita tahu makanan alami tentu saja lebih aman. Karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mie, jagung, dan lainnya, yang biasanya dijadikan menu makanan pokok. Sementara sumber protein ditemukan dalam makanan, seperti daging, ikan, tempe, tahu, ayam, dan sebagainya. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning, hijau tua, atau merah.
BEROLAHRAGA SELAMA PUASA
Kondisi fisik seseorang yang sedang berpuasa memang cenderung lemas karena menahan lapar dan haus. Namun demikian, hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak berolah raga. Bagaimana pun,olahraga itu penting untuk menjaga kebugaran dan vitalitas tubuh. Satu hal yang perlu diingat, semua harus direncanakan, sehingga tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Bagi orang yang terbiasa berolahraga kemudian berhenti mendadak karena puasa, justru bisa menimbulkan masalah. Minimalnya, otot tubuh yang semula sudah terbentuk jadi merosot lagi. Biasanya seseorang yang terbiasa berolahraga mempunyai selera makan yang bagus. Sehingga bila mendadak berhenti berolah raga tidak akan ada lagi pembakaran glikogen. Akibatnya, berat badan akan naik dan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, pada saat puasa usahakan untuk tetap berolah raga. Olah raga yang sifatnya aerobic merupakan jenis olahraga yang baik saat bulan puasa. Seseorang yang berpuasa tidak dianjurkan berolah raga sampai tenaganya terkuras habis, atau sampai badan menjadi lelah. Melakukan olah raga yang ringan saja sudah cukup, seperti jogging atau senam.
Idealnya, olah raga dilaksanakan dua jam setelah berbuka puasa. Pada saat itu, perut sudah mulai kosong. Sebab, olah raga yang dilakukan dalam keadaan perut penuh, hasilnya justru kurang bagus. Olah raga juga bisa dilakukan satu jam atau 30 menit menjelang waktu berbuka, supaya pada saat waktu berbuka tiba, kita bisa segera minum untuk menghilangkan dahaga. Sebaliknya, kurang tepat apabila olah raga dilakukan setelah makan sahur karena perut dalam keadaan kenyang. Disamping mengganggu organ pencernaan, olah raga setelah makan sahur juga melelahkan dan menimbulkan rasa haus.
PENUTUP
Demikianlah, penjelasan singkat seputar puasa dan kesehatan. Tentunya kita perlu mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan. Kondisi tubuh yang fit, insya Allah akan semakin menunjang kelancaran ibadah puasa. Siapakah yang tidak ingin bertambah sehat setelah menjalankan ibadah puasa, apalagi ditambah dengan sembuhnya penyakit-penyakit yang diderita?! Kita hendaklah berusaha menjalankan puasa secara sehat, baik ketika makan sahur, beraktifitas selama puasa, dan saat berbuka puasa.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan pada kita semua. (dr. Avie Andriyani)
Sumber:
1. Penelitian Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.
2. Dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, Antisipasi Penyakit Pasca Lebaran, Surabaya.
3. Muhammad Sholeh, Tahajud, Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Penerbit Forum Studi HIMANDA bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi, 05/Tahun Xii/1429/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Sumber : almanhaj.or.id
0 komentar :
Posting Komentar